"Kita sama-sama berjuang dari 0" Hanya lelaki yang setiap harinya jarang pegang uang, tapi jika sekalinya punya, orang pertama yang aku tanya "mau beli apa?" Adalah kamu. Maaf sayang, sedikit lambat. Tapi percayalah, semua pintamu disaat aku tak punya apa-apa selalu terekam di memori ingatan, dan menjadi tujuan dalam setiap usahaku. Kita sama-sama terlahir dari keluarga sederhana, lalu saling mengikat janji untuk hidup bersama. Susah, senang adalah pernik rumah tangga, bertengkar, selisih paham pemanis rasa cinta. Namun sekeras apa 'pun ujian dan cobaan yang datang menggoyahkan keutuhan, kunci rapat mulut kita untuk tidak mengucapkan kata pisah, karna selama itu tidak terdengar. Yakinlah ... semua akan baik-baik saja https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3064077473952401 <script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3064077473952401" crossorigin="anon...
Aku tidak ingin tahu masa lalumu, seburuk apa kisahmu. Sebab ketika kamu telah bersamaku, aibmu menjadi aibku. Namun ingat! Jangan pernah sekali 'pun membuka' kan pintu, sehingga a n j i n g bisa masuk ke dalam rumah kaca yang kuncinya sudah kuberikan padamu. Karena dalam setiap hubungan harus ada aturan yang wajib dipatuhi bersama, dan berpegang teguh pada prinsip diri. Sehingga tidak akan mungkin orang yang mempunyai pikiran sehat, akan menuduri kembali ranjang yang di atasnya terdapat kotoran.